Friday 21 February 2014

Sejarah perusahaan HONDA, Soichiro Honda "Berjuang untuk hidup"

Hallo Brother!!!! Kalian tau gak sih siapa awal pencetus dari kerjaan besar otomotif dunia brand Honda??? yup bener banget Soichiro Honda. Usut punya usut ternyata saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia terus bermimpi dan bermimpi… kebayang gak kalian mimpi seorang jenius seperti soichiro honda itu seperti apa?? Jangan disamakan sama mimpinya orang nganggur yee bro hehehe. Cobalah kalian amati kendaraan yang melintasi jalan raya, Pasti mata kalian selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”. Namun, pernahkah kalian tau, sang pendiri “kerajaan” Honda – Soichiro Honda diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur. 

Di kelas soichiro tidak pernah duduk di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah, tapi saya tidak bersedih karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever. Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain ditempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang. Ternyata minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. 

Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri. Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya. Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama. Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel. Kuliah Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu , belum juga ada solusinya. 

Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah – pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. “Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan. Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali. Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. 

Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal. Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” cikal bakal lahirnya mobil Honda – itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia. Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi , mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru.  Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin.

 5 Resep keberhasilan Honda :
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda. 
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi. 
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin. 
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis. 
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Tuesday 11 February 2014

Cerita Motivasi : Kita akan Menjadi Apa yang Kita Percayai


Pada suatu hari, ada sebuah sarang elang yang berada di lereng bukit, pada sarang tersebut terdapat 5 butir telur elang yang sedang di erami oleh induknya. Akan tetapi pada suatu hari telah terjadi gempa kecil yang terjadi di lereng bukit tersebut, hal tersebut menyebabkan 1 butir telur atau salah satu butir telur tersebut terpental dari sarangnya dan terjatuh menggelinding ke bawah. Telur tersebut cukup kuat sehingga tidak pecah ketika menggelinding kebawah, Beruntungnya ketika bergelinding kebawah, telur tersebut justru masuk kedalam sebuah sangkar ayam. Didalam sangkar tersebut terdapat seekor ayam betina yang sedang mengerami telur telurnya. 

Melihat ada sebutir telur didekatnya ayam betina itu justru berfikir kalau telur itu adalah salah satu telur ayam miliknya, sehingga dia memasukkan telur tersebut dan mengeraminya bersamaan dengan telur telur dia yang lainnya. Beberapa hari kemudian menetaslah satu persatu telur telur yang dikerami oleh induk ayam betina tersebut. Diantara anak anak ayam yang baru saja menetas ada satu ekor yang berbeda diantara anak anak ayam yang lainnya. Satu ekor tersebut ialah seekor anak elang yang telah terpisah dengan dari induknya semasa dia masih sebuah telur dan kemudian dia dikerami oleh ayam betina. 

Kita ia terlahir di lingkungan keluarga ayam. Lama kemudian Elang kecil itu, tumbuh bersama anak-anak ayam lainnya. Dan si Elang kecil itupun percaya bahwa ia adalah seekor anak ayam. Ia juga mencintai sangkar dan induk ayam, namun, ada keinginan lain di hati kecilnya. Elang kecil itu, suatu ketika, melihat elang-elang besar yang sedang mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa. Ia kagum sekali dengan kegagahan mereka. “Andai aku dapat terbang seperti burung burung itu.” – ucapnya sambil menatap langit. Mendengar ucapan elang itu, anak anak ayam tertawa sambil meledek si elang kecil itu. “Hahaha.. kamu jangan bermimpi untuk bisa terbang seperti mereka, Kamu itu seekor ayam, dan ayam tidak akan bisa terbang seperti burung burung itu!” – ucap anak ayam. anak anak ayam tersebut terus menertawakan si elang kecil itu, tapi si elang itu tetap saja menatap ke arah langit memandangi kekaguman burung burung elang yang terbang dengan gagah. 

Setiap hari si elang kecil itu terus memandangi dan melihat burung burung elang yang sedang terbang dengan gagahnya, dan ia terus berandai andai untuk bisa terbang tinggi seperti burung burung itu, tapi setiap hari juga dia selalu di ejek dengan keluarga ayamnya. Karena setiap hari dia selalu di ejek oleh anak anak ayam serta di nasehati oleh induk ayam bahwa dia hanya seekor ayam yang tidak mungkin bisa terbang membuat si anak elang kecil tersebut menjadi pesimis akan mimpinya tersebut. Dengan banyaknya ejekan dan nasihat yang sering dia dengarkan membuat si elang tersebut menghentikan dan melupakan mimpinya dan hidup seperti layaknya ayam biasa. Setelah sekian lama dia hidup menderita menjadi seekor ayam akhirnya lama kelamaan elang kecil tersebut mati.

Jangan Menyerah Untuk Menjadi Apa Yang Kita Percayai


Cerita diatas hanyalah sebuah cerita fiktif, dari cerita tersebut setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan ambil hikmahnya untuk kehidupan kita tentang pentingnya memiliki mimpi dan jangan menyerah serta terus berusaha untuk mempercayai bahwa mimpi kita akan dapat terkabul jika kita berusaha untuk berjuang menggapai mimpi kita. Dari cerita diatas juga kita dapat melihat, Andai saja jika elang kecil itu mempercayai apa yang dia impikan tersebut (bisa terbang tinggi), tentu saja dia akan mampu mewujudkan mimpinya dan terbang tinggi seperti keluarga asli dia. 

Tapi dia tidak berani untuk mempercayai bahwa dia mampu untuk mewujudkan mimpinya hanya karena mendengar ejekan dari keluarga ayamnya. Memang kita tidak dapat memilih siapa yang melahirkan kita, dan hidup dikeluarga apa ketika kita baru lahir. tapi yang harus kita percayai bahwa, ketika kita dilahirkan di dunia ini, kita terlahir dalam keadaan sama dengan bayi lainnya. Ketika orang lain bisa menjadi sesuatu yang mereka impikan tentunya kita juga dapat mewujudkan mimpi kita juga. Terkadang memang pada saat kita memiliki mimpi dan ingin berusaha mewujudkan mimpi kita, selalu saja ada orang yang meremehkan mimpi kita dan berfikir bahwa kita tidak akan bisa mewujukan mimpi kita. 

Jangan menjadi elang kecil itu yang takut mewujudkan mimpinya hanya karena mendapat ejekan dari orang lain. Selama mimpimu itu tidak mengganggu dan merugikan orang lain, jangan pernah takut untuk gagal. Selalu ada pro dan kontra dalam setiap tindakan. Tapi dengan kepercayaan yang kita miliki dan kerja keras, apapun mimpi kita pasti akan terkabulkan.Kita akan menjadi apa yang kita percayai dan kita impikan jika kita mau berusaha dan berkerja keras untuk mewujukan mimpi itu. Jangan takut gagal jangan takut akan hinaan orang lain, selama itu tidak merugikan orang lain, lakukanlah dan gapai lah mimpi yang kita percayai bahwa kita mampu melakukannya, karena mimpi yang dapat terwujud ialah mimpi yang kita yakini bahwa kita dapat mewujudkannya.